THERMOKIMIA
Hubungan sistem dengan lingkungan

Bila
perubahan terjadi pada sebuah sistim maka
dikatakan bahwa sistim bergerak dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Bila
sistim diisolasi dari lingkungan sehingga
tak ada panas yang dapat mengalir maka
perubahan yang terjadi di dalam sistim
adalah perubahan adiabatik. Selama ada perubahan
adiabatik, maka suhu dari sistim akan
menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik
sedangkan bila reaksinya endotermik akan
turun. Bila sistim tak diisolasi dari
lingkungannya, maka panas akan mengalir antara
keduanya, maka bila terjadi reaksi, suhu
dari sistim dapat dibuat tetap. Perubahan
yang terjadi pada temperatur tetap dinamakan
perubahan isotermik. Telah dikatakan, bila terjadi reaksi eksotermik atau
endotermik maka pada zat-zat kimia yang terlibat akan terjadi perubahan energi
potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama dengan perubahan
energi potensial ini. Mulai sekarang kita
akan menggunakan perubahan ini dalam beberapa kuantitas sehingga perlu ditegakkan
beberapa peraturan untuk menyatakan perubahan secara umum.
Simbol
Δ (huruf Yunani untuk delta) umumnya dipakai untuk menyatakan
perubahan kuantitas. Misalnya perubahan suhu
dapat ditulis dengan ΔT, dimana T menunjukkan temperatur. Dalam praktek
biasanya dalam menunjukkan perubahan
adalah dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan
temperatur mula-mula.
ΔT = Takhir
– Tmula-mula
Demikian
juga, perubahan energi potensial
(Ep) Δ(E.P)
= EPakhir – EPawal
Dari
definisi ini didapat suatu kesepakatan
dalam tanda aljabar untuk perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam
perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari
energi potensial pereaksi berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula.
Sehingga harga ÷EP mempunyai harga negatif. Kebalikannya
dengan reaksi endoterm, dimana harga ÷EP adalah positif.
Proses
eksoterm dan proses endoterm
A. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Pengertian
Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Perubahan
entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan
kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi kimia
yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm,
sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
Pada reaksi
endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi
(Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk
dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi
untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp-
Hr > 0 (13 )
Sebaliknya,
pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan
berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh
karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan
sebagai berikut:
ΔH = Hp-
Hr < 0 ( 14 )
Perubahan
entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram
tingkat energi.
Persamaan
Termokimia
Persamaan
reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut persamaan
termokimia. Nilai ΔH yang dituliskan pada persamaan termokimia
disesuaikan dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat yang terlibat
dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.
Oleh karena
entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan, yaitu dengan
membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g untuk zat gas.
Perhatikan contoh berikut
. Contoh: Pada
pembentukan 1a mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan 286 kJ.
Kata “dibebaskan” menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu
?H = -286 kJ Untuk setiap mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya
adalah:
H2 (g)
+ 1/2 O2 (g) ——> H2O (l)
ΔH = -286 kJ
Atau
2 H2
(g) + O2 (g) ——> 2 H2O
(l)
ΔH = -572 kJ
(karena
koefisien reaksi dikali dua, maka harga ΔH juga harus dikali dua).
Perubahan
Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan
Energi
ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol
ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam
kilojoule per mol (kJ mol -1 )
Perubahan Entalpi Berdasarkan
Entalpi Pembentukan
Kalor
suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat pereaksi
dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai
menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat
produk. Secara umum untuk reaksi:
m AB + n
CD —–> p AD + q CB
ΔH0 =
jumlah ΔH0 f (produk) - jumlah ΔH0 f
(pereaksi)
Perubahan
Entalpi Berdasarkan Hukum Hess
Banyak
reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran karbon
atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk karbon
dioksida menurut persamaan reaksi:
C(s) + O2
(g) —–> CO2 (g)
Δ H
= – 394 kJ
Reaksi
diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar
dengan oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida.
Selanjutnya, karbon monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon
dioksida. Persamaan termokimia untuk kedua reaksi tersebut adalah:
C(s)
+ ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g)
+ ½ O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H = – 283 kJ
Jika kedua
tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:
C(s)
+ ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g)
+ ½ O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH = – 283 kJ
————————————————————————-
+
C(s) + O2
(g) —–> CO2 (g)
ΔH = – 394 kj
|
|||||||||||||||||||
Hukum Hess
Hukum ini
diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi reaksi (ΔH) hanya
tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan tidak bergantung
pada jalannya reaksi.
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalphi (ΔH) atau kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang menyertai reaksi. Penjumlahan aljabar reaksi dan entalphi menurut Germain Hess Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk melalui dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-unsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi karbondioksida. Penjumlahan aljabar ΔHreaksi dari setiap tahap reaksi juga dilakukan sesuai dengan tahap reaksi, maka ΔHreaksi dari pembentukan gas Karbon dioksida juga dapat dilakukan. Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga dapat mengembangkan jenis kalor reaksi atau ΔH yang disesuaikan dengan jenis reaksinya, ada empat jenis kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan, penguraian, pembakaran dan pelarutan. |
No comments:
Post a Comment